BANKSAMPAHDIGITAL.COM, SERANG. – Studi Tiru merupakan inisiatif penting untuk membandingkan dan mempelajari suatu kegiatan bisa berjalan secara konsisten pada tempat tertentu. Kamis-Jum’at (16-17/5) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cirebon berkunjung dan ingin mempelajari tentang bagaimana Bank Sampah Digital yang telah membentuk 200 titik unit dan mendampingi 4000 lebih nasabah secara mandiri.
Kunjungan diikuti oleh 40 orang local heroes yang melibatkan diantaranya; Pegiat lingkungan, Majlis taklim, Akademisi, hingga perwakilan Kantor Urusan Agama (KUA). Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati, menganalisis, dan mengambil pelajaran dari metode pengelolaan sampah yang diterapkan di Bank Sampah Digital. Aspek yang dipelajari meliputi sistem pengumpulan dan pemilahan sampah, teknologi yang digunakan, strategi pendampingan masyarakat secara konsisten dan program edukasi lingkungan serta alur dan tata letak gudang.
Dipimpin oleh Kepala DLH Kabupaten Cirebon, diwakili oleh Fifi Erneti selaku kabid pengembangan menyampaikan rasa terimakasih dan antusiasnya kepada Bank Sampah Digital karena telah membuka tangan agar dapat menyampaikan pengalaman dilapangan kepada local heroes yang mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan pertama berlangsung di kantor Bank Sampah Digital, disambut hangat oleh Kepala DLH Kota Serang, Farach Richi yang manyampaikan rasa senangnya di kunjungi oleh saudara jauh dari Cirebon. Selain sharing knowledge tentang sistem bank sampah di kantor, kegiatan juga dilangsungkan di gudang Bank Sampah Digital untuk melihat lebih jelas alur dan tata letak serta pengelolaan sampah di sektor gudang.
Desty Eka Putri Sari, selaku CEO Bank Sampah Digital menuturkan bahwa terjalinnya kerjasama multipihak menjadi langkah awal penyelesaian masalah yang ada dan terjadi di lingkungan sekitar. Seperti yang tersurat pada SDG’s poin 17, dimana kerja sama menjadi penting untuk mencapai tujuan berkelanjutan.
Melalui studi banding ini, diharapkan local heroes juga DLH Kabupaten Cirebon dapat mengadopsi praktik-praktik baik, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat peran para pegiat dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Hasil dari studi banding ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan kebijakan dan inovasi baru dalam pengelolaan sampah. #mulaidarikita (red. AH)