BANKSAMPAHDIGITAL.COM, SERANG – Menurut data yang dirangkum oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2022, jumlah timbulan sampah di Indonesia sebesar 68,7 juta ton/tahun. Sampah organik mendominasi komposisi sampah tersebut dengan mencapai angka 41,27% dan sebagian besar merupakan sisa makanan. Dari angka tersebut, kurang lebih 38,28% merupakan sampah yang bersumber dari rumah tangga.
Pada dasarnya, rumah tangga menghasilkan 3 jenis sampah yakni, sampah organik, anorganik dan residu bahkan B3. Dari jenis sampah tersebut, sampah organik menyumbang porsi terbesar dari sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga, yaitu sebesar 60%.
Ketidakpahaman masyarakat terhadap pengelolaan sampah organik yang efisien dan tepat, membuat membuangnya ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) merupakan pilihan yang tepat. Hal tersebutlah yang menimbulkan timbulan sampah yang masih bercampur di TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Pengelolaan sampah organik di rumah dapat dimulai dengan langkah-langkah sederhana seperti pemilahan sampah sejak dari dapur. Sisa makanan, kulit buah, sayuran, dan bahan organik lainnya dapat dikumpulkan secara terpisah dari sampah anorganik dan residu atau B3.
Sampah organik ini kemudian dapat diolah menjadi kompos menggunakan metode komposting yang mudah dilakukan di halaman rumah atau menggunakan komposter kecil. Proses ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, tetapi juga menghasilkan pupuk alami yang bermanfaat untuk tanaman di kebun.
Ada pula metode pembuatan lubang biopori dalam upaya pengelolaan sampah organik dirumah, yaitu membuat lubang ditanah untuk dimasukkan sampah organik. Hal ini bertujuan agar penguraian sampah organik dapat dibantu oleh cacing dan organisme lain untuk menyuburkan tanah.
Selain dua metode tersebut, Eco Enzyme-pun salah satu metode pengelolaan sampah organik yang cukup dikenal dan memiliki banyak manfaat. Dengan mencampurkan air, gula merah dan kulit buah dapat menghasilkan cairan ajaib berjuta manfaat. Dapat digunakan sebagai desinfektan alami, pembersih kerak, cairan pel lantai dan lain-lain.
Pengelolaan sampah organik yang telah disebutkan diharapkan menjadi langkah awal masyarakat dalam memahami pentingnya memilah sampah dari rumah. Dengan mengelola sampah organik di rumah, kita dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung keberlanjutan lingkungan. (red. AH)